Pertamina RU IV Cilacap Belum Bisa Memastikan asal Tumpahan Minyak di Perairan Nusakambangan
Pertamina RU IV Cilacap masih terus menyelidiki penyebab tumpahnya minyak di perairan Nusakambangan. Area Manager Communication Relations and CSR PT KPI RU IV Cilacap Cecep Supriyatna mengaku belum mengetahui secara pasti sumber utama minyak tersebut berasal. Dia belum dapat memastikan apakah minyak tersebut berasal dari pipa penyalur atau dari kapal tanker.
"Kalau kita lihat dari fisiknya, ini minyak ini tergolong crude oil. Jadi untuk penyebabnya kenapa, ini kami masih dalam penyelidikan, masih dalam investigasi," kata Cecep Supriyatna saat ditemui. Selasa (28/6/2022) siang. Cecep juga menuturkan bahwa pihaknya langsung melakukan upaya penanggulangan dan pembersihan di lokasi setelah mendapat informasi mengenai adanya tumpahan minyak tersebut.
"Ketika ada laporan kejadian ini di laut, tim kita langsung turun melakukan penanggulangan dan pembersihan," tutur Cecep. Namun kata Cecep pembersihan yang dilakukan pihaknya sejak malam belum maksimal karena terkendala cuaca yang buruk. Hal itu karena kondisi besarnya ombak dan angin di sekitar perairan Nusakambangan hingga tengah malam.
"Jelas kita dari semalam melakukan pembersihan sebisa mungkin semaksimal mungkin. Tapi karena memang kondisi cuaca yang luar biasa jadi tidak maksimal," kata Cecep. Adapun jumlah minyak yang tumpah Cecep memperkirakan ada 1.900 liter. "Kalau kita hitung perkiraan ada 1900 an liter yang bocor, ini baru perhitungan kita," katanya.
Cecep juga menjelaskan bahwa sebelum terjadi peristiwa tumpahnya minyak, di area 70 Pertamina sempat berlangsung aktivitas muat (load). Hingga siang Cecep mengatakan bahwa pihaknya juga masih mencari penyebab utama di sekitar area tersebut. "Kawan kawan sampai saat ini di area 70 masih mencari penyebabnya," katanya.
Sebelumnya diberitakan bahwa laut Cilacap berubah warna hitam pekat karena adanya tumpahan minyak. Tumpahan minyak itu diketahui oleh nelayan dan warga, Senin (27/6/2022) petang sekira pukul 20.00 WIB. Hal tersebut diketahui karena adanya bau yang sangat menyengat dari tumpahan minyak yang ada di laut. (pnk)